Demak, Matapadma – Dalam rangkaian Grebeg Besar 2025, acara Pisowanan Balik digelar di Pendopo Satya Bhakti Praja Demak, Jawa Tengah. Acara ini dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Demak, serta Sesepuh Kadilangu, sebagai wujud sinergi antara pemerintah Kabupaten Demak dan Kasepuhan Kadilangu.
Bupati Demak Eisti’anah mengatakan, Pisowanan Balik merupakan kelanjutan dari acara pisowanan yang telah dilakukan seminggu sebelumnya, dimana pemerintah Kabupaten Demak berkunjung ke kediaman Ahli Waris Sunan Kalijaga.
“Ini adalah salah satu bentuk sinergi yang baik untuk meneruskan adat yang telah ditinggalkan, serta melakukan berbagai perbaikan dalam menjaga adat istiadat ini,” kata Bupati Demak Eisti’anah, Rabu- (14-05-2025).
Eisti mengungkapkan, rencana Grebeg Besar nanti siap menciptakan rekor Muri melalui penampilan megah, yaitu dengan menghadirkan 522 Prajurit Bintoro, yang menjadikannya sebagai salah satu parade prajurit terpanjang dalam sejarah.
Melalui acara ini, diharapkan, sinergi yang terjalin dapat memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat, serta menjaga kelestarian tradisi yang menjadi warisan budaya.
“Semoga kami diberikan kesempatan untuk terus melestarikan tradisi ini,”ungkapnya.

Sementara itu, Sesepuh Kadilangu R.H Muhammad Cahyo Imam Santoso menjelaskan bahwa Sesepuh Kadilangu ke Bupati dan Wakil Bupati Demak ini merupakan pisowanan balasan dari pisowanannya Bupati kemarin, sekaligus mengundang untuk penjamasan pada tanggal 6 mendatang.
“Ini dalam rangka sekaligus mengundang untuk penjamasan tanggal 6. Jadi memang sudah setiap tahun secara rutin seperti ini kita lakukan, tapi ini memang luar biasa penyambutannya, setiap tahun ada peningkatan, ada inovasi- inovasi baru,” ujarnya.
Jelang Grebeg Besar, Bupati Demak Sowan ke Kasepuhan Kadilangu
Sesepuh Kadilangu menyampaikan, Acara penjamasan akan diawali dengan pemberian minyak khusus kepada Bupati. Setiap tahun, minyak ini menjadi bagian penting dari ritual, dan tahun ini tidak berbeda. Rencana acara meliputi sambutan dari Bupati yang diiringi oleh Abon- Abon dari Keraton Solo.
Minyak yang digunakan dalam penjamasan, kata dia, terdiri dari empat jenis, yaitu minyak cempaka, jendana, garu dan melati, yang akan dicampur dengan minyak kelenti yang dibuat secara khusus oleh kelompok ibu- ibu ahli waris. Proses pembuatan minyak ini melibatkan puasa selama dua hingga tiga hari oleh para pembuatnya, yang merupakan janda untuk menjaga kesakralan riitual.
“Minyak itu kan ada empat, minyak cempaka, jendana, garu dan melati. Nanti dicampur minyak kelenti itu. Minyak kelenti itu yang khusus, yang dibuat oleh tiga orang ibu- ibu, sudah janda atau menopause,” terangnya.
Dengan persiapan yang matang dan penuh makna, penjamasan ini diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan berkah bagi seluruh masyarakat.
Baca Juga: Wujud Cinta dan Syukur Masyarakat dalam Tradisi Maulid Nabi
Kunjungi YouTube: Matapadma