Demak, Matapadma- Para kyai dan tokoh agama yang mengatasnamakan Masjelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Sayung dan Bonang Kabupaten Demak berkumpul untuk menyuarakan aspirasi masyarakat terkait masalah abrasi yang belum ditangani dengan baik. Dalam audiensi yang dihadiri oleh Ketua DPRD Demak Zayinul Fata dan jajaran Pemda, dialog berjalan lancar dengan harapan ada komitmen bersama untuk menangani masalah tersebut secara bertahap.
“Kyai, tokoh- tokoh agama sekecamatan Sayung dan Bonang menyuarakan aspirasi masyarakat, problem abrasi belum terlaksana dengan baik secara penanganannya. Mereka mengadu kepada wakil rakyat,” kata Ketua DPRD Demak Zayinul Fata saat usai audensi bersama para tokoh agama diruang rapat pimpinan DPRD Demak, Jawa Tengah, Kamis- (08-05-2025).
Ia mengungkapkan, kelelahan mereka akibat penanganan abrasi yang dirasa belum maksimal. Tokoh-tokoh masyarakat menilai ada pembiaran dari pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini, meskipun mereka mengakui bahwa beberapa langkah telah diambil. Audiensi ini dianggap sebagai langkah positif, karena pembangunan tidak dapat berhasil tanpa kerjasama antara DPR, pemerintah, dan masyarakat.
“Masyarakat kan sudah lelah. Nah, tokoh-tokoh ini menganggap seakan-akan pembiaran dari pemerintah,” ujarnya.
Jelang Grebeg Besar, Bupati Demak Sowan ke Kasepuhan Kadilangu
Salah satu, kata dia, poin penting yang disampaikan adalah visi misi Bupati yang mencakup penanganan abrasi, dengan rencana pembangunan yang sudah ada, namun belum terlaksana secara optimal. Dalam audiensi tersebut, disampaikan bahwa meskipun penanganan tidak dapat diselesaikan dengan cepat, yang terpenting adalah adanya upaya untuk menangani masalah ini.
“Karena salah satu dari visi misi Bupati termasuk untuk penanganan abrasi. Saat ini sudah ada rencana untuk pembangunan, tapi belum maksimal. Masyarakat berharap agar pemerintah dapat segera mencari solusi yang efektif demi kesejahteraan mereka,” terangnya.

Dengan adanya audiensi ini, diharapkan pihak-pihak terkait dapat lebih serius dalam menangani abrasi dan menjamin keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan bagi masyarakat Sayung dan Bonang.
Sedangkan Sekda Demak Akhmad Sugiharto menjelaskan, dalam pertemuan dengan tokoh- tokoh masyarakat bahwa rob yang terjadi telah menyebabkan sejumlah Dukuh hilang dan mengerus tanah. Dengan adanya data yang mendukung, pemerintah daerah berencana untuk membawa usulan ini ke pusat, berharap agar status bencana dapat diakui secara resmi.
Sugiharto menegaskan komitmennya untuk menangani masalah ini dengan serius. Sinergi antara Dewan, pemerintah dan masyatakat dianggap krusial dalam menghadapi dampak rob dan banjir. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat memproleh dana yang cukup untuk penanganan area terdampak.
“Langkah teknis sudah kami rencanakan, termasuk normalisasi sungai- sungai kecil di kampung untuk mengembalikan fungsi aliran air,” ungkapnya.
“Rencana ini ditargetkan untuk direalisaaikan pada tahun 2025, dimana akan dibangun rumah pompa untuk mengatasi banjir,” tambahnya.
Baca Juga : Audiensi, KAHMI dan Hipka Diminta Aktif Bangun Daerah
Kunjungi Youtube : Matapadma