Demak, Matapadma- Puluhan Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Assalafiyyah Asysyafi’iyyah di Desa Jatirogo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak mengikuti Pelatihan Pengelolaan Sampah berbasis masyarakat atau komunitas yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap tim yang telah menginisiasi terselenggaranya pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat atau komunitas.
“Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kita dalam menjaga kenyamanan dan kelestarian lingkungan dari masalah sampah,” kata Eisti’anah saat usai membuka pelatihan pengelolaan sampah di Ponpes Assalafiyyah Asysyafi’iyyah Desa Jatirogo. Jum’at- (23-8-2024)
Ia menerangkan, langkah pro aktif inilah yang harus dilakukan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Mengingat sampah menjadi permasalahan yang cukup krusial dan tentunya akan lebih efektif jika penyelesaiannya tidak diupayakan oleh Pemerintah saja namun juga melibatkan seluruh komponen masyarakat.
“Saat ini kita mempunyai tiga tempat pembuangan akhir atau TPA, hanya satu TPA di Berahan Kulon yang masih beroperasi. Karena dua tempat TPA lainnya sudah overload,” terangnya.
Untuk itu, lanjut dia, kita dituntut untuk cerdas dalam mengelola sampah. Karena menurutnya, jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah lingkungan yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan kenyamanan bersama. Bahkan sampah rumah tangga dapat memiliki nilai ekonomis bila dipilah dan dipilih secara benar.
“Melalui pelatihan ini, kita berupaya untuk membekali para santri dan pengelola pesantren dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.
Eisti berharap, para peserta pelatihan dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik- baiknya untuk belajar bagaimana cara memilah sampah, mendaur ulang dan mengolah sampah organik menjadi kompos.
“Saya berharap, melalui kegiatan ini dapat semakin menjadi daya dukung bagi terselesaikannya masalah persampahan di Kabupaten Demak,” ungkapnya.
Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyyah Asysyafi’iyyah Amin menanggapi memang suatu yang sangat diperlukan di pondok pesantren terkait pelatihan pengolahan sampah berbasis masyarakat atau komunitas. Menurutnya, setiap hari santri dari SMP, SMK tiap hari aktivitas untuk konsumsi sangat besar. Harapannya terkaitan pengolahan ini untuk kedepannya dapat berlanjut dan ada bantuan alat yang lebih spesifik untuk efektif.
Baca Juga : Peran Ganda Perempuan Yang Berprofesi Sebagai Polwan
Kunjungi YouTube : Matapadma