Demak, Matapadma – Ketua DPRD Kabupaten Demak, Zayinul Fata, menyerahkan bantuan mitigasi bencana berupa 150 dum padas kepada 12 desa di wilayah Kecamatan Bonang. Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara DPRD Demak dan Pertamina PGN serta BUMN dalam program Peduli Lingkungan, yang bertujuan mengurangi dampak bencana rob dan abrasi pantai.
“Alhamdulillah hari ini kami menggandeng Pertamina PGN dalam program peduli lingkungan. Sebanyak 300 kader masyarakat dari 12 desa rawan bencana kami latih dalam upaya mitigasi, agar lebih siap menghadapi kondisi darurat seperti tanggul jebol dan abrasi berkepanjangan,” ujar Zayinul Fata usai menghadiri pelatihan mitigasi bencana di GOR Desa Margolinduk, Bonang, Selasa (24-06-2025).
Pelatihan tersebut turut menghadirkan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Basarnas, guna memberikan pembekalan praktis kepada masyarakat dalam menghadapi berbagai situasi darurat bencana. Selain pelatihan, bantuan 150 dum padas juga disalurkan untuk menanggulangi jalan-jalan desa yang selama ini tergenang rob.
“Banyak jalan yang sudah tak terlihat karena tergenang air selama bertahun-tahun. Aktivitas warga terganggu, mulai dari ekonomi hingga pendidikan. Jalan yang licin membuat warga sering terjatuh. Urukan padas ini menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk membangun jalan beton di kemudian hari,” tambahnya.
Relawan Kesejahteraan Masyarakat Dorong Penanganan Rob Jadi Perhatian Nasional
Zayinul turut menyoroti kondisi paling parah di beberapa desa terdampak seperti Purworejo, Morodemak, Margolinduk, dan sebagian wilayah Gebangarum. Beberapa di antaranya telah hidup dalam genangan air selama lebih dari dua dekade.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong menghadapi bencana ini. “Bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga harus terlibat aktif sebagai bagian dari solusi bersama,” tegasnya.

Lebih lanjut, Zayinul menekankan pentingnya pembangunan tanggul laut raksasa Jateng Seawall (Jansiwul), yang merupakan proyek strategis nasional dari Jakarta hingga Gresik. Ia berharap proyek tersebut dapat menjangkau wilayah Demak sebagai prioritas utama.
“Kalau hanya sebagian wilayah yang dibangun, air akan mengalir dan merusak wilayah lain. Maka pembangunan harus tuntas sepanjang jalur pantura. Saya berharap Demak menjadi prioritas utama dalam pelaksanaannya,” katanya.
Istighosah Massal di Demak, Warga Minta Presiden Prabowo Atasi Bencana Rob yang Tak Kunjung Selesai
Sementara itu, Kepala Desa Morodemak, Khoiru Anwar, menegaskan pentingnya tanggul laut sebagai solusi jangka panjang. Ia menyebut kondisi tanggul alami di beberapa wilayah, termasuk Morodemak, sudah rusak parah bahkan banyak yang hilang.
“Dulu air rob masuk lewat sungai. Sekarang, air laut masuk langsung melalui pematang tambak yang sudah hilang, tanpa penghalang. Salah satu sumber rob besar berasal dari Morodemak karena tanggulnya sudah tidak ada,” ungkapnya.
Desa-desa seperti Gebang, Gebangarum, hingga Tridonorejo disebut terus mengalami genangan air. Akibatnya, jalan-jalan desa menjadi licin dan membahayakan aktivitas ekonomi dan sosial warga.
Selama ini, pemerintah desa mengandalkan dana desa, bantuan aspirasi dari anggota dewan, dan APBD daerah untuk menguruk jalan dengan material seadanya. Namun, pihaknya menilai solusi jangka panjang tetap harus menjadi prioritas, yakni pembangunan tanggul laut.
“Tanggul laut adalah harapan besar kami. Jika ini tidak segera dibangun, maka ancaman rob akan terus meluas dan merugikan masyarakat,” pungkas Khoiru.
Baca Juga : Relawan Kesejahteraan Masyarakat Dorong Penanganan Rob Jadi Perhatian Nasional
Kunjungi Youtube : Matapadma