Semarang- Matapadma- Guna meningkatkan kualitas serta relevansi pemberitaan, Direktur Eksekutif Medialink Ahmad Faisol mengajak Pers Mahasiswa (Persma) Se- Kota Semarang untuk menumbuhkan nilai- nilai inklusivitas. Pasalnya dalam menghadapi tantangan untuk bersaing dengan Media Sosial (Medsos) yang kerap kali menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat.
“Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kesadaran dan ketrampilan anggota pers mahasiswa dalam menghasilkan konten yang inklusif dan berimbang,”ungkap Direktur Eksekutif Medialink Ahmad Faisol saat memberikan sambutan pada Forum Grup Discussion Persma di Aula Hotel Horison Antawirya Semarang, Jawa Tengah, Kamis- (19-12-2024).
Ia mengatakan, bahwa media kampus yang inklusif tidak hanya mampu mencerminkan berbagai perspektif tetapi juga berfungsi sebagai alat edukasi yang dapat mendorong toleransi, empati, dan keadilan sosial di kalangan mahasiswa.
“Saya yakin media kampus memiliki potensi serta idealisme kuat untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa dan mengangkat isu-isu kehidupan kampus, baik internal maupun eksternal,” ujarnya.
Menuju Generasi Emas, Formakip Ajak Mahasiswa KIPK Untuk Berkontribusi
Di sisi lain, pemateri sekaligus program officer for preventing violent ekstrimism INFID, Sanita Rini menerangkan terdapat delapan nilai-nilai inklusivitas yang menjadi pedoman Persma dalam membuat produk jurnalistik.
“Jadi terdapat delapan nilai-nilai inklusivitas yang harus kalian tanamkan dalam diri kalian ketika menjalankan tugas jurnalistik; Seperti kesetaraan, keterbukaan, pemberdayaan, keberagaman, toleransi, keadilan sosial, partisipasi, dan solidaritas,” terangnya.

Persma, lanjut dia, harus sadar dan menerapkan nilai-nilai inklusivitas karena Persma mempunyai peran penting dalam kehidupan kampus.
“Pers mahasiswa bukanlah sekedar media pemberitaan belaka. Namun, Persma memainkan peran inspiratif dengan menyuarakan kritik, mengangkat isu-isu penting, menawarkan inovasi kreatif, membangun solidaritas, dan menjaga idealisme di kalangan mahasiswa,” lanjutnya.
PMII Rayon Syari’ah Tanamkan Jiwa literasi kepada Mahasiswa Baru
Sanita berharap, untuk kedepannya setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa bisa mengeksplor lagi, baik pengetahuan maupun praktek.
“Semoga kedepannya para mahasiswa bisa membuka ruang-ruang dialog atau diskusi bersama. Diharapkan dari ruang tersebut mahasiswa tetap saling menguatkan dan menyuarakan nilai-nilai inklusivitas itu sendiri,” harapnya.
Sementara itu, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, David Setiawan mengaku merasa senang atas diselenggarakan FGD ini. Berkat FGD tersebut, dirinya mendapat pengetahuan yang sebelumnya tidak pernah didapatkan di kampus.
“Tentunya forum ini sangat bagus bagi mahasiswa seperti saya, selain mendapatkan pengetahuan yang luas, di sini saya juga mendapatkan teman-teman jurnalis dari berbagai Universitas lainnya,” ujarnya.
“Kita saling belajar, berkolaborasi serta beradu argument tentang bagaimana proses berjalanya jurnalis di setiap universitas dan saya sangat bersyukur bisa hadir di FGD ini,” tambahnya.
Baca Juga: Dari Mahasiswa Menjadi Duta Budaya: Perjalanan Jasmine Halim dalam Melestarikan Ulos
Kunjungi YouTube: Matapadma