Demak, Matapadma – Dinas Pariwisata Kabupaten Demak kembali menggelar kegiatan Tembiring Creative Fun (TCF) tahun 2025. Kali ini, kegiatan diselenggarakan di Desa Wisata Berahan Kulon, salah satu dari 21 desa wisata yang telah ditetapkan di Kabupaten Demak.
Kegiatan TCF merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Dinas Pariwisata untuk menghidupkan dan mempromosikan potensi desa wisata kepada masyarakat luas. TCF sendiri telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya. Setelah sebelumnya digelar di kawasan Tembiring, program ini kini dilaksanakan secara bergilir di desa-desa wisata lain.
“Desa Berahan Kulon ini menjadi salah satu desa wisata yang sangat potensial. Kami hadir di sini bukan hanya menjalankan program, tetapi juga ingin menunjukkan bahwa desa ini layak menjadi destinasi wisata andalan,” ujar Plt Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Luluk, saat menghadiri TCF Roadshow di Desa Berahan Kulon, Sabtu (11-10-2025).
Demak Targetkan Raih Adipura 2029, Fokus Bangun Kesadaran Kolektif Lingkungan
Selama pelaksanaan TCF, kata dia, para peserta tidak hanya mengikuti diskusi dan berbagai acara resmi, tetapi juga merasakan langsung pengalaman menginap di homestay milik warga sebagai bagian dari pengenalan wisata berbasis masyarakat.
Sementara itu, Direktur Bumdes Supita Sari, didampingi Ketua Pokdarwis Restu Bumi, Abdul Ghofur Berahan Kulon, menambahkan bahwa sebelum pelaksanaan TCF, desa ini juga menjadi lokasi kegiatan Jambore Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata (FK Pokdarwis). Forum ini mempertemukan para pengelola desa wisata se-Kabupaten Demak, dan kali ini dilaksanakan di kawasan wisata pemancingan Rowo Serman, salah satu destinasi unggulan di Berahan Kulon.
“Kemarin kita juga menjadi tuan rumah kegiatan rutin Jambore FK Pokdarwis, yang diikuti 21 desa wisata secara bergilir,” ungkapnya.
Selain wisata religi dan pemancingan, Desa Berahan Kulon juga aktif mengembangkan produk-produk UMKM lokal yang unik dan memiliki daya saing tinggi. Di antaranya adalah kerupuk gandum yang diolah dengan teknik khusus sehingga rendah minyak, serta minuman tradisional jamu kusem (kunir asem) yang menjadi favorit dalam berbagai event. Produk unggulan lainnya adalah dompet beranak, hasil produksi unit konveksi milik BUMDes Yoben Tho, yang terus mendorong kreativitas masyarakat.
102 Anggota Banser Nusantara Demak Laksanakan ZARKASI dan Silaturahmi ke PBNU di Jakarta
Strategi pengembangan desa wisata di Berahan Kulon, lanjutnya, dilakukan melalui kolaborasi erat antara BUMDes, Pokdarwis, Pemerintah Desa, serta organisasi-organisasi lokal seperti Karang Taruna. Mereka juga aktif memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan pemasaran.
“Alhamdulillah, meskipun desa wisata kami masih dalam tahap rintisan, koordinasi antar lembaga berjalan sangat baik. Kekompakan dan dukungan semua pihak menjadi kekuatan utama kami,” tambah Puspita.
Ia berharap, ke depan Desa Wisata Berahan Kulon dapat menjadi destinasi wisata alternatif yang mampu menopang wisata utama Kabupaten Demak seperti Masjid Agung dan Kadilangu. Desa ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat singgah, tetapi juga destinasi yang menawarkan paket pengalaman lengkap—mulai dari wisata budaya, alam, hingga kuliner lokal.
Baca Juga : Museum Glagah Wangi, Wadah Edukasi Budaya dan Sejarah di Kabupaten Demak
Kunjungi Youtube : Matapadma














Hari ini : 405
Bulan ini : 16715
Tahun ini : 114263
Total Kunjungan : 271215
Who's Online : 3