Demak, Matapadma – Ribuan masyarakat memadati Alun-alun Demak untuk merayakan Festival Megengan dan Kirab Budaya yang sudah menjadi agenda rutin Pemerintah Demak dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Festival ini bertujuan untuk menguri-nguri dan merawat budaya lokal Kabupaten Demak agar tetap hidup dan eksis di masa sekarang.
“Tradisi ini tujuannya adalah menguri-nguri kebudayaan di Kabupaten Demak dan tentunya kita sebagai generasi penerus selalu ingin menunjukkan kebudayaan ini kepada generasi sekarang sehingga tidak lekang hilang dimakan waktu,” kata Bupati Eisti’anah, Jum’at 28 Februari 2025.
Eisti’anah menyampaikan selain merawat budaya, festival Megengan ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan memperkenalkan produk UMKM lokal kepada pengunjung.
“Tentunya perayaan ini, selain menguri-nguri budaya juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan memperkenalkan produk UMKM lokal seperti sate kiong kepada pengunjung luar,” ujarnya.
Lestarikan Budaya dan Jaga Kesehatan Umat, Masjid Agung Demak Gelar Pesantren Lansia
Sementara itu Ketua panitia yang juga sebagai Kepala Dinas Pariwisata Demak, Endah Cahya Rini mengungkapkan terdapat perbedaan antara festival tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Dirinya menjadikan sate kiong sebagai ikon kuliner khas Demak.
“Kami melakukan sentuhan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kita adakan sate kiong yang baru kita tampilkan jadi ikon kali ini,” terangnya.
Kemudian dalam Kirab Budaya, lanjutnya, pihaknya menghadirkan sebelas kontingen dari berbagai daerah dan setiap satu kontingen menampilkan budaya serta keseniannya masing-masing.
Berkat Liburan Tahun Baru, Museum dan Masjid Agung Demak Ramai Wisatawan
“Kirab Budaya ini menampilkan beragam kesenian dan tarian tradisional khas Demak, seperti Tarian Zapin, penampilan Drum Band, serta Seni Barongan dan pertunjukan seni lainnya dari para seniman terbaik Demak,” jelasnya.
“Dan juga ada penampilan busana serta tradisi pengantin di era tahun 1970 hingga 2000-an. Mereka diberikan waktu 10 menit untuk tampil di depan panggung kehormatan,” tambahnya.
Di sisi lain, salah satu pengunjung dari Jepara Sholeh mengaku sangat antusias dan senang dengan adanya Festival Kirab Budaya yang diadakan. Sebab dirinya bisa menikmati kesenian yang ditampilkan sambil menikmati makanan khas yang diperjual-belikan.
“Saya datang jauh-jauh dari Jepara hanya untuk merasakan kemeriahan festival dan berburu kuliner khas Demak bersama keluarga. Sate Keong dan Wedang Coro yang legendaris hanya bisa ditemukan di acara seperti ini,” tandasnya.
Baca Juga : Makam Tlogo, Tradisi Nyadran Jelang Ramadhan di Desa Batursari
Kunjungi Youtube : Matapadma