Demak, Matapadma- Tradisi budaya tiap 7 hari Idul Fitri atau biasa yang disebut Syawalan kembali digelar Desa Bungo Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah.
Syawalan dan sedekah laut di Desa Bungo tersebut dimulai dengan menggelar berdoa bersama.
“Semalam kita berdoa bersama, semoga dimudahkan rezeki. Kemudian esoknya pembukaan sedekah laut dan larungan sesaji berupa kepala kambing, terus nanti dilanjutkan acara pentas seni dan selamatan yang diikuti seluruh masyarakat Desa Bungo,” Kata Kepala Desa Bungo Imam Wahyudi, Rabu- (17-4-2024).
Menurut Imam, Tradisi Syawalan di Bungo merupakan bentuk sedekah masyarakat setempat sebagai wujud rasa syukur atas hasil laut dan bumi yang telah mereka peroleh.

“Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur atas apa yang selama ini sudah diperoleh,” Ungkapnya.
Imam mengatakan bahwa tradisi larungan yang digelar tiap tahun sekali ini disengkuyung para nelayan di Desa Bungo, meski para nelayan semakin tahun semakin berkurang.
“Di Desa Bungo saat ini kurang lebih 150 kapal, dan yang aktif 130 kapal karena semakin tahun semakin berkurang nelayannya, faktor tua dan alih profesi. Ketika saya jabat lurah pertama ada 250 kapal,” Ujarnya.
Sementara itu, Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan bahwa Syawalan merupakan salah satu adat budaya atau tradisi yang sudah ada sejak dulu di Kabupaten Demak Menurutnya, Syawalan bukan sekedar ritual adat, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur dan tanggung jawab sebagai manusia terhadap alam dan sesama.
“Jadi di Demak ini satu minggu setelah Idul Fitri punya adat istiadat namanya syawalan ke laut, ini sebagai wujud rasa syukur para nelayan atas mendapatkan hasil laut yang luar biasa,” Terangnya.
Baca Juga : Mahasiswa USM Gelar Pelatihan Digital Marketing dan Regenerasi Perempuan untuk UMKM di Kampung Jawi
Kunjungi YouTube : Matapadma